kopikirapa | Dalam tiga dekade terakhir, pemanggangan biji kopi tidak lagi dilakukan diatas api yang dilapisi logam atau tanah liat. Michael Sivetz memperkenalkan proses pemanggangan melalui udara panas, Hot Air Roasting.
Dalam prosesnya, biji kopi diletakkan pada suatu wadah dan diatasnya terdapat saluran miring yang bersirkulasi melalui panas. Terus menerus menghembuskan udara panas 230 – 260 derajad celcius. Kacang terus berputar dan mendapat paparan panas yang sama sehingga tingkat kematangannya bisa lebih merata.
Proses pemanggangan ini memiliki keuntungan tersendiri. Selama proses pemanggangan, biji kopi melalui dua pemisahan. Yang pertama ketika suhu mencapai 180 derajad celcius.
Pada titik ini kulit perak atau selimut biji kopi akan pecah karena biji kopi mengembang dua kali lipat dari ukuran aslinya. Sekam ini secara otomatis akan tertiup keluar oleh aliran udara panas dan terpisah dari biji kopi. Pada proses pemanggangan manual, sekam ini akan terbakar dan menempel di kopi sehingga citarasa kopi akan dipengaruhi oleh sekam itu tadi.
Keuntungan Hot Air Roasting
Pada metode hot air ini, sekam akan terbuang dan tidak terbakar dengan kopi. Sehingga citarasa sekam tadi tidak akan menempel pada kopi. Proses ini sangat unik dan terhitung penting mengingat biji kopi yang dihasilkan betul-betul citarasa biji kopi dan bukan dari sekam/kulit ari biji kopi.
Keuntungan lain dari sistem ini adalah efisiensi yang didapat dari proses Hot Air terhadap biji kopi yang dipanggang.
Tahap awal pemanggangan biji kopi difokuskan pada mendorong kelembapan dari biji; kadar air biji kopi bisa mencapai 12% berat. Biji Kopi sebenarnya tidak bisa dipanggang sampai kelembabannya hilang, jadi langkah ini sangat penting.
Ketika biji kopi masih mengandung uap air ini, paparan panas yang berkepanjangan membuat proses ini lebih tepat disebut dengan “memasak” daripada “memanggang”. nah, semakin lama dimasak, semakin besar pembentukan asam seperti asetat dan quinic.
Dengan menggunakan Hot Air, suhu tinggi dapat diperoleh setengah dari waktu yang dibutuhkan bila menggunakan pemanggangan silindris biasa. Sehingga waktu untuk terbentuknya asam ini menjadi berkurang. Dengan kata lain, biji kopi tidak memiliki waktu untuk terbentuk asam asetat dan quinic. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa asam ini menyebabkan iritasi lambung. Bagi anda yang mengalami iritasi lambung setelah meminum kopi, anda dapat membuktikannya dengan menkonsumsi kopi kami.
Biji kopi Kopikirapa memiliki rasa yang kaya dan lembut, yang merupakan hasil pemanggangan yang tidak menghilangkan esensi sejati dari setiap biji kopi.
Leave a Reply